Riset ke-3 didedikasikan pada biofilm. Tidak sesimple itu, saya harus set up protocol yang ternyata memakan waktu yang tidak pendek.
Frankly speaking, saya tidak pernah bekerja di lab mikrobiologi yang membutuhkan presisi dalam pengukuran-pengukuran (ah semua riset juga begitu sih), sterilisasi dan hal-hal kecil lain yang seperti tak kasat mata.
Baru kali ini saya merasa sangat nervous masuk ke lab. Hari-hari pertama didampingi lab coach saya, rasanya tangan gemetar memencet pipet2 mikro itu.
Ketika training di lab selesai, dan saya kembali keruangan, saya termangu-mangu dan mulai berpikir,
“Why do I make my life so difficult…?
Jauh dari keluarga, mempelajari banyak hal baru yang lumayan jauh dari bidang saya.
Bersepeda ditengah hujan angin, padahal kalau aku tetap di jogja, aku bisa enak-enak naik mobil.
Terjatuh dari speda saat jalan licin.
Writing part yang kayaknya ga ada progressnya….
Menunggui bakteri yang tumbuh atas kehendaknya sendiri, nggak bisa dipaksa-paksa..
Merasa bahwa banyak hal yang belum dibaca dan dimengerti
Rasanya kok “Fyyyuuuuuh banget”.
Apa yang terjadi denganku…?
Inikah titik jenuh saya…?
Mencoba googling-googling, saya ketemu satu article menarik yang bisa diklik disini
Dan inilah sepenggal kalimat yang kira-kira cocok dengan kondisi saya saat ini :
At times, particularly in the “middle years,” it can be very hard to maintain a positive attitude and stay motivated. Many graduate students suffer from insecurity, anxiety, and even boredom.
Chapman (see [chapman]) enumerates a number of “immobilizing shoulds” that can make you feel so guilty and unworthy that you stop making progress.
Ya mungkin memang proses.
Yang penting adalah staying motivated.
Ayo…….
maju tak gentar…..!!!!!